Jumat, 30 November 2012

5w + 1h

Didalam membuat sebuah berita ada unsur-unsur yang perlu di parhatikan yaitu 5W + 1H.
Unsur ini adalah untuk mengetahui dengan tepat apa yang akan disiarkan atau disampaikan dalam bentuk berita.



baiklah kita akan bahas satu persatu dengan ringkas berikut ini :

1. W1 = What
ini adalah untuk menanyakan tentang apa yang akan kita tulis, tema apa yang akan diangkat dalam berita, atau hal apa yang akan dibahas dalam berita tersebut.

2. W2 = Who
adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama di WHAT. unsur siapa selalu menarik perhatian pembaca, apalagi manusia yang menjadi objek berita itu adalah seorang yang aktif di bidangnya.
Unsur SIAPA ini harus dijelaskan dengan menunjukkan cirri-cirinya seperti nama, umur, pekerjaan, alamat serta atribut lainnya berupa gelar (bangsawan, suku, pendidikan) pangkat/jabatan.

3.  W3 = When
unsur ini adalah menanyakan kapan peristiwa itu terjadi. jadi dalam sebuah berita tentunya akan menyebutkan kapan waktu peristiwa itu terjadi. misal
“peristiwa pengeroyokan seorang mahasiswa itu terjadi pada hari kamis siang sekitar pukul 13.00 waktu setempat”

4. W4 = Where
unsur ini menanyakan lokasi kejadian peristiwa (dimana) atau tempat berlangsungnya peristiwa tersebut. contohnya
“aksi pengeroyokan tersebut berlangsung tidak jauh dari kampus korban”

5. W5 = Why
why atau kenapa peristiwa itu terjadi. ini menanyakan alasan mengapa peristiwa itu bisa terjadi. disini penulis di tuntut untuk menguraikan penyebab terjadinya peristiwa. contoh
“menurut pengakuan pelaku, korban dikeroyok karena telah menghina pelaku dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan kepada pelaku”

6. H = How
pertanyaan How / bagaimana ini menggambarkan suasana dan proses peristiwa terjadi.


semua unsur diatas sangat perlu di perhatikan dalam menulis sebuah berita.
boleh dikata berita tanpa unsur diatas bagai sayur tanpa garam.

Raih 25 Medali Unsera Diposisi Ke Delapan









Lebak (25/11), Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah ke IV berlangsung di Kabupaten Lebak. Acara yang berlangsung dari tanggal 20 sampai 25 november ini cukup meriah, dari 12 cabang olah raga (cabor) yang dipertandingkan, yakni sepak bola, futsal, renang, bola voli, atletik, bulu tangkis, bola basket, tenis meja, catur, karate, taekwondo, dan pencak silat. Unsera tercatat hanya 2 cabang yang tidak meraih medali yaitu pada cabang olahraga sepak bola dan bola voli. Dengan diraihnya 2 emas, 12 perak, dan 11 perunggu, Unsera menduduki peringkat ke-8 pada tahun ini. Secara urutan Unsera turun 1 peringkat dari acara POMDA tahun lalu yang diselenggarakan di Kabupaten Pandeglang, namun pada perolehan medali tahun ini lebih banyak. “Persiapan full-nya hanya 1 minggu artinya pada persiapan yang seperti ini Alhamdulillah kita sudah berupaya optimal dan mendapatkan urutan ke-8”, tegas Pak Suhud. “Kita akan merubah strategi di tahun mendang pada segi perorangan, sehingga peluang mendapatkan emas lebih banyak”, tambahannya.
Event yang diselenggarakan oleh  Badan Pembina Olah Raga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) Provinsi Banten ini berlangsung setiap dua tahun sekali, yang di ikuti oleh hampir seluruh perguruan tinggi yang ada di Provinsi Banten sebagai bentuk persiapan menghadapi Pekan Olah Raga Mahasiswa Nasional (Pomnas), Pomnas diselenggarakan pada tahun 2013  mendatang dan  akan digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun ini Unsera menurunkan atlet-atletnya sebanyak 94 orang, yang diharapkan mampu menjadi perwakilan Provinsi Banten dalam event Pomnas mendatang. “Ini merupakan sebuah moment yang sangat penting dalam rangka memperlihatkan dan meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga” terang Drs. Suryaman, M.M Drs .


Acara yang berlangsung tepat pada kegiatan Ujian Tegah Semester (UTS) ini tidak mematahkan semangat para atlet yang berjuang membawa nama baik kampus Universitas Serang Raya, terlihat pada perolehan medali tahun ini meningkat. “Ada dispensasi untuk atlet dan bisa mengikuti ujian tengah semester susulan pada hari mendatang, jadi tidak perlu khawatir”, kata Linda (Atlet taekwondo juara 2).




Adanya dispensasi untuk para atlet yang sedang bertanding untuk tidak mengikuti ujian tengah semester yang berlangsung dari tanggal 19 sampai 24 november ini diperjelas juga oleh Wakil Rektor Unsera Bpk Drs. Suryaman, M.M Drs, “Seluruh aktifitas akademik Unsera berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti program kegiatan olahraga ini, berbicara internal adanya dispensasi dari bidang terkait yang disampaikan langsung kepada dosen-dosen yang ada di unsera dan diharapkan mereka memberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan ujian tengah semester susulan”, ujarnya.

Berikut tabel perolehan medali dari semua cabang yang diikuti Unsera.




Emas
Perak
Perunggu
Futsal
1
-
-
Badminton
-
1
1
Tenis meja
-
-
2
Pencak silat
-
1
2
Taekwondo
-
3
2
Karate
-
2
1
Renang
-
1
2
Catur
1
1
1
Basket
-
1
-
Atletik
-
2
-
Bola voli
-
-
-
Sepak bola
-
-
-
Jumlah
2
12
11


Sabtu, 24 November 2012

Tentang Pembentukan Citra

1.PENGERTIAN

Untuk menentukan pengertian dari image building atau dalam bahasa Indonesia di sebut sebagai pembentukan citra kita terlebih dahulu menguraikan definisi dari citra (image) itu sendiri.

Citra merupakan kesan atau impresi seseorang terhadap sesuatu. Citra merupakan persepsi yang terbentuk dalam benak manusia. Pembentukan persepsi manusia menurut K. Sereno & Edward M Bodaken yang dikutip dari buku “Ilmu Komunikasi suatu pengantar”, Deddy Mulyana, terdiri dari tiga aktivitas yaitu seleksi, organisasi & intepretasi. Seleksi yang dimaksudkan adalah sensasi dan atensi terhadap stimulus (fisik & psikologis) yang ditangkap oleh indra manusia, kemudian diorganisasikan atau digabungkan dengan stimulus pengetahuan serta pengalaman masa lalu. Penggabungan itu lalu diintepretasikan maknanya.

Menurut Frank Jefkin, citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamanya. Selanjutnya dalam ilmu Psikologi Komunikasi citra diartikan sebagai penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi.
Dari definisi-definisi tersebut diatas maka citra itu pada intinya bisa disimpulkan:
Kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan
Citra merupakan kesan atau impresi seseorang terhadap sesuatu.
Citra merupakan persepsi yang terbentuk dalam benak manusia
Citra adalah pencapaian tujuan dari kegiatan PR, Citra sesuatu yang abstrak tidak dapat diukur dalam ukuran nominal, tapi dapat dirasakan, dan bisa diciptakan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka PR sebagai devisi yang menjalankan fungsi managemen yang salah satu tugasnya adalah membentuk image/citra baik oleh khalayak eksternal maupun khalayak internal maka disini peranan PR sangat penting. Citra yang ada dalam perusahaan / lembaga / organisasi tidaklah sama maka selanjutnya bawah ini disebutkan beberapa jenis image atau citra yang bisa timbul atau tercipta dalam suatu organisasi menurut Frank Jefkins (1996:17-20), yaitu:

1.Citra Bayangan
Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang-orang dalam (biasanya pimpinan) mengenai pandangan orang luar terhadap organisasi/perusahaannya. Citra ini cenderung positif dan bersifat fantasi. Namun karena ketiadaan informasi yang lengkap, maka citra yang diperoleh itu belum tentu tepat.

2.Citra yang berlaku
Citra yang berlaku adalah citra yang melekat pada orang lain terhadap organisasi/perusahaan. Citra ini sering tidak sesuai kenyataan, karena semata terbentuk karena pengalaman atau pengetahuan orang lain yang beleum tentu memadai. Citra ini cenderung negatif.

3.Citra yang diharapkan
Adalah citra yang diinginkan oleh manajemen namun tidak selalu sama dengan citra sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan adalah lebih baik dari citra sebenarnya.

4.Citra perusahaan
Citra perusahaan juga sering disebut sebagai citra lembaga yaitu citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya.

5.Citra majemuk
Citra majemuk adalah citra yang dibentuk oleh masing-masing orang di dalam suatu perusahaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya dan juga tidak sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.

Selanjutnya frank jefkin juga menjelaskan secara singkat citra itu bisa dikatagorikan atas:
The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra) manajemen terhadap publik eksternal dalam melihat perusahaanya.
The Current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau miskinnya informasi dan pemahaman publik eksternal.
The wish image (citra yang diinginkan), yaitu manageman menginginkan pencapaian prestasi tertentu.
The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan yang dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan.

Dari pembagian jenis citra itu maka bisa kita simpulkan bahwa citra itu dapat muncul atau diduga oleh manageman itu sendiri, dibuat oleh masyarakat, diinginkan oleh organisasi dan citra yang berlapis atau berbeda-beda.

2.PROSES PEMBENTUKAN CITRA

Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengetiannya yentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap objek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon dalam Rakhmat menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif-pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak akan ada teori dan sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pemebntukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno, dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen, seperti yang dikutif Danasaputra sebagai berikut: “Publik relation digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi kognisi-motivasi-sikap.

Berdasarkan pemahaman mengenai pembentukan persepsi atau pencitraan, maka seringkali pembentukan citra lebih bersifat subyektif dan tidak sesuai dengan realitas yang ada. Oleh karena itu, banyak organisasi kemudian tidak cukup menjalankan program komunikasinya untuk pembentukan citra, melainkan lebih kepada pembentukan reputasi organisasi. Reputasi yang berasal dari kata bahasa Inggris Reputation memiliki arti nama baik. Tujuan program komunikasi PR pada akhirnya tidak hanya membangun atau menciptakan image/citra positif namun juga membangun kepercayaan terhadap public sehingga mereka percaya dengan apa yang dilakukan organisasi adalah yang terbaik dan mengharumkan namanya. Reputasi pada akhirnya dibentuk dari pembuktian yang kuat mengenai apa yang dilakukan organisasi adalah memberikan yang terbaik bagi public sasarannya.

3.CONTOH KASUS

Pada beberapa bulan yang lalu di area publik, telah ditumbuhi aneka bendera partai yang cara pemasangannya serampangan, yang penting berkibar tanpa menghiraukan estetika.

Hal ini masih diramaikan dengan berbagai spanduk dan baliho yang berisi ajakan dan tawaran untuk bergabung dan memilih, dengan kata lain proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (partai/calon) kepada orang lain (calon pemilih), yang berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya untuk dipahami oleh orang lain sehingga gagasannya dimengerti dan menimbulkan tindakan-tindakan dari orang lain seperti yang diharapkan sehingga timbul saling pengertian dan kesepahaman dalam memaknai pesan untuk kemudian dapat dikerjakan secara bersama-sama (memilih dan mendukung partai/calon tertentu).

Iklan dadakan yang cenderung membohongi khalayak ramai karena pesan yang disampaikan masih perlu pembuktian ini semakin banyak kita jumpai. Pepohonan pelindung di tepi jalan pun dimanfaatkan untuk menempelkan aneka poster bergambar wajah yang sedang dijajakan. Jargon-jargon bombatis itu sifatnya normative sekali, intinya sama, yaitu meningkatkan layanan pendidikan,kesehatan dan menguragi pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja. hanya beda redaksionalnya yang ditambahi aneka bumbu penyedap sesuai visi misi partai. Televisi pun tak luput dari iklan partai yang mencoba mengkomunikasikan programnya dengan kemasan yang atraktif. Selain media yang disebukan diatas, stiker pun menjadi sarana beriklan. Bisa dilihat di kaca angkot, bus kota, tiang listrik, tembok, halte, telpon umum dan fasilitas umum lainnya tak luput dari tempelan stiker. Sampai-sampai becak dan angkringan pun merelakan diri ditempeli aneka stiker. Mulai gambar mbah Marijan mengiklankan minuman suplemen sampai wajah-wajah para cabup, cagub, caleg pun capres yang menebar senyum penuh janji.

Semua itu adalah simbol yang ingin disampaikan kepada khalayak ramai dalam rangka membangun citra untuk memperoleh minimal 25% suara agar ‘selamat’ dalam pemilu 2009 sehingga bisa turut serta membuat kebijakan kenegaraan.

Rabu, 21 November 2012

Pemotretan Gerak


1.Teknik Blurring
Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto adalah dengan membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur dibutuhkan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang diperlukan tergantung pada beberapa faktor.Kecepatan subjek yang bergerak menjadi pertimbangan utama. Sebuah mobil F1 yang melaju kencang mungkin akan menjadi blur pada eksposure dengan kecepatan rana 1/500 detik. Sementara itu, pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik saja.

Faktor penting lainnya adalah sudut pandang dari arah mana dilakukannya pemotretan dan jarak dari subjek pemotretan. Subyek yang bergerak melintas dari samping akan menjadi blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak menjauh atau mendekati pemotret secara frontal. Subjek yang bergerak di dekat kalian akan lebih blur jika dibandingkan subjek yang bergerak jauh dari kalian.

nah untuk contoh diatas, aku mengambil gambar tersebut dengan kecepetan 0.3 detik,, itu sudah cukup memberi efek blur pada gerakan arus air. tetapi efek selanjutnya yang mungkin terjadi adalah Shaking atau gambar goyang. se tenang-tenangnya manusia punya keterbatasan untuk menahan guncangan dari kamera,, olah sebab itu untuk melakukan trik ini dianjurkan menggunakan tripod .. dan untuk mencegah cahaya berlebih menggunakan filter ganda lebih dianjurkan.
2. Teknik Panning
Panning adalah cara lain untuk memberikan efek gerak pada foto.Ketika melakukan panning, agan-agan diharuskan mengikuti subjek selama eksposure. Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek menjadi relatif lebih tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Jarang diproduksi subjek yang sepenuhnya tajam. Namun, beberapa bagian subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari foto.

Teknik panning digunakan ketika teman-teman menginginkan kesan bergerak pada subjek tidak hilang

Pemotretan panning halarus terencana. Ambillah subjek yang terpisah cukup baik dari background. Cobalah temukan background yang memiliki warna cerah atau berciri jelas yang akan menghasilkan pola menarik dari warna-warna yang diblur. Pada saat pemotretan, waktu yang tepat dan halusnya gerakan kamera merupakan faktor yang sangat penting. Awali mengikuti subjek sebelum melepas rana, lepaskan rana, lakukan terus hingga terdengar suara klik rana menutup kembali. Putar seluruh badan saat mengikuti gerakan subjek, jangan melakukan hanya dengan menggerakkan kepala dan bahu saja. Panning membutuhkan kemampuan praktek, terkadang fotografer profesional pun tidak selalu berhasil dalam setiap jepretannya. 

jadi kalu foto aku diatas berhasil melakukan panning bukan karena aku jago atau sudah pro lho, tapi yang namanya fotografi sering tak terlepas dari faktor kebruntungan, hehe ..

Panning menggunakan rana berkecepatan rendah, biasanya 1/15 atau 1/30. Penggunaan kecepatan rana lebih rendah membutuhkan tripod untuk mencegah timbulnya gerakan vertikal kamera yang tidak diinginkan. Untuk mencegah overexposure dengan kecepatan rana rendah pada cuaca terang, gunakan film berkecepatan rendah.

3.Teknik Freezing 
Penggunaan rana dengan kecepatan rendah pada subjek yang bergerak akan menimbulkan blur yang mempengaruhi gerak. Selain itu, penggunaan kecepatan tinggi juga dapat memberikan kesan gerak dengan membekukan gerakan yang sedang berlangsung, pemotretan ini lazim disebut freezing . Hasilnya adalah foto yang memperlihatkan subjek foto tepat di tengah gerakan yang sedang dilakukan.

Karena menggunakan kecepatan rana tinggi, gambar subjek menjadi jelas / tidak blur.Pemotretan freezing yang baik membutuhkan perencanaan. Jika mengetahui atau dapat yang bergerak memperkirakan arah yang akan dilalui subjek, teman-teman semuas akan dapat menentukan sudut kamera, pencahayaan, latar belakang, jarak fokus, dan eksposure. Dengan demikian, kalian dapat lebih berkonsentrasi memperhatikan subjek tersebut. Yang tidak kalah pentingnya adalah mengantisipasi puncak gerakan yang akan di freeze. Ketika teman-teman sekalian bekerja dengan rana berkecepatan tmggi, hampir selalu harus diimbangi dengan film berkecepatan tinggi untuk mendapatkan hasil terbaik.Film berkecepatan tinggi memungkinkan teman-teman mendapat diafragma besar.Hasilnya adalah depth off field yang lebih lebar.

4.Teknik zooming
Zooming merupakan teknik foto untukmemberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure. Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom.

Untuk mendapatkan efek gerak, teman harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik. Pada saat pemotretan, dalam waktu bersamaan dengan proses eksposure, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah luar (untuk jenis zoom yang ditarik) atau dengan cara menggeser titik fokus lensa ke kiri atau ke kanan (untuk lensa zoom jenis gelang ). Sebaiknya, gunakan tripod untuk menopang kamera pada saat pemotretan. Tempatkan subjek utama pada bagian tengah foto. Pada bagian ini, ketajaman gambar relatif lebih baik dari bagian lain.

Teknik zooming. Menimbulkan efek gerak pada subjek yang diam

Efek zooming terbaik akan diperoleh jika background memiliki kontras dan warna yang bervariasi. Besarnya efek zooming yang diperoleh tergantung pada berapa cepat gerakan tangan teman-teman mengubah fokus pada saat eksposure. Teknik ini dapat digunakan baik pada siang hari atau di malam hari / kondisi pencahayaan kurang. Jika pemotretan dilakukan malam hari, kalian dapat memakai waktu pencahayaan lama dan akan memperoleh efek lampu yang membentuk garis-garis panjang cahaya.
nah itu tadi beberapa teknik ataupun trik dalam dunia fotografi,,

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi

Untuk menghasilkan karya yang menarik di butuhkan komposisi dalam pengambilan gambar. Komposisi adalah cara mengatur atau menyusun beberapa unsur objek menjadi satu kesatuan yang menarik sehingga objek menjadi pusat perhatian Poi ( Point Of Interest ). Unsur-unsur tersebut bisa berupa garis, bentuk, ruang, bayangan, warna tekstur dan sebagainya. Komposisi yang baik bisa membangun "mood" suatu foto.Prinsip efektif foto adalah, dengan fokus apa yang ingin disampaikan. Objek utama harus ditonjolkan dan pisahkan objek yang tidak penting atau mengganggu. Pilihlah Latar belakang ( background ) yang sederhana. Bila latar belakan dirasa akan mengganggu objek bisa menggunakan cara pengaburan latar belakang. Usahakan objek menghadap cahaya. Sertakan latar depan ( foreground ) agar memiliki kesan kedalaman gambar.


Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact - sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang Anda inginkan untuk berekspresi dalam foto Anda. Dengan demikian Anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik.

Dalam komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian (Poi). Hal ini terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian pengamat pada satu titik.Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup.

Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang Anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila Anda menempatkan subjek ditengah.Anda harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.

Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil.Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.
  • Garis
    Fotografer yang baik sering menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan efek kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar.Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
Perpaduan objek dan Garis
  • Shape
    Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak.Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai.Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna.
    Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.
  • Form
    Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih dibutuhkan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai obyek tersebut.
Pengaturan tone yang tepat
  • Tekstur
    Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek Anda.
    Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur ini muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.
    Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.
Menonjolkan Tekstur
  • PatternsPattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama.Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.
    Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Meskipun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang efek kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.
susunan " Pattern "

    Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis yang dapat Anda gunakan:
    • Rule of thirds
      Bayangkan ada pedoman yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimal.
    Rule of thirds
    • Format: Horizon atau Vertikal
      Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape / horizontal atau vertikal / portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil terbaik.
    Format Horizon
    • Keep it simple
      Dalam beberapa kondisi, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit untuk orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin? Ramai? sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan Maksimalkan daya tariknya.
    simpel dengan 1 Poi
    • Picture scale
      Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.
    Becak sebagai Picture scale
    • Horizons
      Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh. 
    • Leading lines
      Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk:
      Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.
    susunan garis yang ritmik
    • Be different
      Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Handphone mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.
    • Colour
      Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background.
    objek yang kontras
    • FramingBila subyek secara khusus memiliki bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek. atau membuat objek disekililingnya menjadi bingkai terhadap Point if Interest
    dinding sebagai frame
    • Shooting position
      Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah meurbah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.
    • Jumlah subject
      Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang? Berbeda?diantara sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan warna.