Minggu, 02 Juni 2013

Dari Gorengan Hingga Buah Demi Sarjana




Siang hari yang yang terik, tanpa ragu matahari mengintai gerak-gerik langkahnya yang semakit melemah seakan menjaganya di usianya yang renta.
Semangat di usianya yang telah renta jangan di ragukan lagi, dari matahari masih mengintip ia sudah meninggalkan rumah kesayangannya yang rapuh, dan pulang kembali bersamaan dengan matahari yang terbenam. Hanya itu lah yang dilakukannya dari masa mudanya dahulu,  dari masa kulitnya yang mulus hingga keriput, dari usia yang dini hingga setengah abad. Iya sekarang usianya tepat setengah abad.

Dari gorengan hingga buah....
Hawa atau yang biasa dipanggil bibi oleh semua langganan buahnya. Terlahir sederhana oleh keluarga sederhana, tepatnya di Desa Tegal Tanjung Kec Kramatwatu Kab Serang. Anak ke 7 dari 13 bersaudara ini sudah terbiasa bekerja sejak masih di bangku sekolah dasar, orang tua yang mengajarkannya untuk bekerja sejak usia dini itu sangat bermanfaat baginya, hingga pada usianya yang sudah tidak terbilang muda lagi masih semangat berjualan demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
 Sejak di bangku sekolah dasar Hawa telah mulai untuk berdagang di sekolahnya, pada saat itu aneka gorengan lah yang dijual. Sampai pada lulus SMP hawa telah berhenti untuk berdagang gorengan seiring dengan berhentinya ia mancicipi bangku pendidikan, kurangnya biaya menjadi jawaban yang kuat untuk pertanyaan mengapa tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi?
Selanjutnya ia hanya membantu orang tuanya untuk menjaga ke 6 adiknya dirumah, Ibunya hanya seorang buruh cuci dan Bapaknya hanya seorang kuli bangunan, dapat terbayang betapa sulitnya perekonomian mereka. Ketika usia yang ke 19 ia melepas masa lajangnya menikah dengan seorang pria pendatang di kampungnya dan langsung dikaruniai seorang anak lelaki lucu pada tahun berikutnya. Ketika anaknya berumur 2 tahun, Hawa nekat meninggalkan suami dan anak tunggalnya di rumah yang mungil untuk berkerja menjadi pedangang buah, dengan modal bakul, kain usang, topi tani dan beberapa lembar uang Hawa mencoba melawan kerasnya dunia.
Pasar Kramat, tempat berbelanja buah segar dimana menjadi awal kegiatannya setiap harinya, selanjutnya langsung menuju ke perumahan Pondok Cilegon Indah untuk menjajakan dagangan buahnya, blok demi blok ia telusuri dengan semangat yang membara berharap dagangannya laris terjual.
Panasnya matahari tidak menghentikan langkahnya guna menjajakan dagangan buahnya yang mulai kepanasan, sesekali ia berhenti dirumah langganannya untuk beristirat sambil bercengkrama di waktu senggangnya, tak jarang hawa meminta sebotol air mineral dingin untuk melepaskan dahaganya yang sering datang akibat cuaca yang panas. Hingga menjelang magrib, ia baru pulang menuju rumah kesayangannya.

Suaminya.....
Ketika itu, ada sekelompok pria dengan peci dikepalanya dan sorban dipundaknya, berbusana agamis, dan mereka jadi pusat perhatian orang dikampungnya saat itu. Ada pertanyaan kecil yang muncul untuk apa mereka kemari? Namun tidak ada seorang pun yang berani bertanya kepadanya. Sampai pada akhirnya seorang pemimpin tertua dari kelompok itu menghampiri salah satu warga dan mereka meminta diantarkannya ke rumah Ketua RT, sesampainya disana obrolan demi obrolan pun tak terasa telah memakan waktu hingga 2 setengah jam, pada besok malamnya diadakan pengajian di Masjid dan warga kampung pun akhirnya mengetahui dengan sendirinya bahwa kedatangan mereka ke kampungnya tak lain untuk syiar agama islam.
Selain pengajian rutin yang di gelar setiap minggu, mereka juga mengajar baca tulis Al Quran setiap ba’da magrib, Hawa ikut belajar membaca Al Quran pada saat itu. Lalu salah satu ustad pengajar tersebut jatuh hati pada hawa, yang saat itu masih berusia 19 tahun. Tidak lama melakukan pendekatan mereka pun melanjutkannya ke pelaminan, melingkarnya cincin nan indah di jari manis oleh kedua mempelai menjadi saksi bisu janji setia sehidup semati yang mereka sepakati.
Setahun setelahnya, pasangan tersebut dikaruniai seorang anak laki-laki yang lucu. Mereka memberi nama Muhammad Rizky Anugrah, buah hati satu satunya yang diharapkan menjadi anak yang soleh harus rela ditinggalkan ayahnya pada saat kelas 4 sekolah dasar. Ayahnya yang bernama Muhammad Awaludin pamit kepada Rizky dan Hawa untuk melakukan syiar agama islam di Lampung selama 6 bulan. Tidak terdengar lagi suara ayah di dalam rumahnya yang mungil, tidak terdengar lagi suara ayah ketika mengajarkan ngaji anak-anak. Iya, Ayahnya masih menjadi seorang guru ngaji dikampungnya dari pertama kali ia datang, oleh karena itu hawa beinisiatif untuk berjualan buah di pagi hingga sore hari untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.
Tidak terpikirkan sebelumnya oleh Hawa, bahwa kepergian suaminya tercinta menjadi kepergian untuk selamanya. Ia tidak bisa memastikan dimana keberadaan suaminya saat ini, sehat kah dia, atau sudah tutup usia kah dia. Kerinduan sejak sehari kepergiannya dari rumah, semakin menggunung sampai saat ini, diibaratkan gunung rindu yang sangat tinggi dan terbuat dari batu karang yang sulit di hancurkan oleh alat besar sekalipun.




Hingga akhirnya.......
Tidak ingin terlarut dalam kerinduan, hawa tetap setia dengan profesinya sebagai penjual buah keliling. Hawa selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidup berduanya dengan anak kesayangan. Dengan semangat yang membara, ia mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi dan sarjana. Anaknya saat ini sudah memiliki gelar sarjana dan telah memiliki pekerjaan tetap menjadi guru pengajar di salah satu sekolah dasar swasta yang ada di Kota Serang. Tiga bulan kemarin anaknya juga sudah mempersunting seorang gadis cantik bernama Reni Nurrahman. Kebahagiaan ini tentu belum lengkap rasanya ketika masih merindukan sosok suami atau ayah atas anaknya.

Kesepian ini semakin nyata dirasakan oleh Hawa ketika anaknya setelah menikah langsung pisah dan tidak tinggal bersama untuk setiap hari, terpaksa harus membiasakan sendiri, sepi dalam rumah yang tak berpenghuni. Saat ini, biarpun anaknya sudah menjadi sukses, hawa tidak ingin menghentikan profesi berjualan buah kelilingnya dengan alasan, tidak ingin menyusahkan orang lain, walaupun orang lain yang dimaksud adalah anaknya sendiri. (Yudhistira/Jurnalistik/smt6)

MENYAMARKAN IKLAN ADVENTORIAL PADA BERITA

Devinisi Adventorial Menurut Beberapa Pakar

Kleppner, Advertorial adalah  iklan yang digunakan untuk mempromosikan pandangan tertentu, istilah ini berasal dari advertising dan editorial.

Sudiana, Advertorial adalah bentukan dari iklan dan tajuk rencana. Pengertian iklan sendiri,

Dendi Sudiana, merupakan bagian dari reklame yang berasal dari bahasa Prancis, RE-clamere yang berarti meneriakan berulang-ulang.

Wells, Periklanan adalah komuinikasi non-personal yang dibayar oleh pihak sponsor yang menggunakan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audience.

Kotler dan Amstrong, Periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sebuah sponsor tertentu.

Dunn and Barban, Periklanan adalah komunikasi non personal melalui beragam media yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan bisnis, organisasi-organisasi non profit dan individu-individu, yang dalam beberapa cara memperkenalkan dalam pesan periklanan dan berharap untuk memberitahu atau membujuk anggota-anggota dari penerima pesan tertentu.

Rhenald Kasali, Masyarakat periklanan Indonesia memberikan definisi iklan sebagai: Segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Russel & Lane, Suatu pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui beberapa medium komunikasi massa.

Gilson & Berkman, Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuan pemasaran.








Definisi Secara Umum

Definisi dari advertorial atau infomercial adalah iklan yang dirancang untuk mensimulasikan isi editorial. Tulisan advertorial adalah iklan. Hanya saja, berbeda dengan iklan display, pada dasarnya, advertorial terkesan sebagai suatu berita sebagaimana dalam surat kabar atau majalah pada umumnya. Bedanya, tulisan seperti berita itu memang mengakomodir sesuai dengan kemauan klien (pemasang iklan), sembari memberi tulisan informatif kepada pembaca.

Narasumber atau klien membayar sejumlah uang untuk memasang tulisan tersebut di media. Sama halnya seperti membeli halaman untuk iklan display. Cuma beda tujuan. Iklan display bertujuan untuk membangkitkan minat khalayak sesuai pesan yang diiklankan, agar mereka tertarik membeli produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga menghasilkan keluaran bersifat kuantitatif.

Sedangkan, tulisan advertorial lebih cocok menjadi bagian dari aktifitas below the line. Seperti target yang ingin diraih oleh kehumasan, dalam artikel sebanyak 3500 karakter, klien mencoba membangun kesadaran merek (brand awareness), citra merek, citra perusahaan (corporate image), atau menyajikan informasi agar pembaca lebih mengenal produk atau jasa.

Mungkinkah yang bagus-bagus saja diceritakan? Bisa jadi karena memang tulisan menganut azas ‘positive thinking’ atau karena sesuai kemauan klien. Dan sudah menjadi kewajiban moral agar setiap tulisan advertorial mecantumkan tulisan “Advertorial” atau “Iklan” pada tulisan tersebut agar pembaca bisa membedakannya dengan berita. Dalam penulisan advertorial tetap mengacu pada konsep 5W + 1 H seperti pembuatan berita. 5 W = Who (siapa), What (apa), Where (di mana/lokasi), When (kapan), dan Why (kenapa). Ditambah 1 H sebagai how (bagaimana).

Menulis Adventorial

ADVERTORIAL media cetak merupakan tulisan tentang suatu produk barang maupun jasa yang dipublikasikan di media cetak. Setiap pengelola media cetak memberi tajuk yang khas tentang tulisan jenis ini. Ada yang memakai tajuk Infotorial, Society, Beritatorial, Advertorial, Market, Iklan, Advertising, dan lain sebagainya. 

Semua tajuk itu bermakna satu, yaitu tulisan yang menceritakan secara rinci mengenai keunggulan, kelebihan, dan manfaat suatu produk barang atau jasa, sehingga calon kunsumen sangat tertarik untuk mengonsumsi atau menjadi usernya.

Advertorial adalah iklan. Iklan merupakan sumber utama bagi pengelola manajemen media massa. Sebagai iklan, penyiaran advertorial sangat tergantung pada dana. Dana itu dikeluarkan oleh si pemasang advertorial, layaknya pemasang iklan harus mengeluarkan dana untuk memasang iklan produk barang maupun jasa.

Advertorial muncul untuk menyiasati kejenuhan pembaca terhadap iklan-iklan tradisional yang lebih mengesankan menggurui calon konsumen. Sebab itu, tulisan advertorial harus dibuat menarik sehingga pembaca tertarik untuk membacanya.

Koran Tempo, misalnya, menyajikan advertorial yang menarik dan kaya akan pengetahuan baru seperti advertorial terkait pemerintah daerah. Advertorial yang penulisannya sangat bagus sering tidak bisa dibedakan dengan berita pada umumnya. Tapi, advertorial selalu akan menerakan kata “advertorial”. Ini wajib dilakukan para pengelola media cetak agar pembaca tidak merasa dibohongi.

Tempat advertorial bisa di halaman mana saja. Harian Umum Tribun Lampung menyajikan advertorial di halaman depan setiap hari, di kolom satu dan dua bagian bawah. Bagi yang tidak terbiasa akan mengira advertorial itu sebagai berita jenis feature karena isinya mengisahkan tentang pengalaman seseorang setelah menjadi konsumen suatu produk.

Sebagai iklan, advertorial memiliki tarif yang lebih rendah dibanding iklan-iklan formal lainnya. Hal ini dilakukan para pengelola media cetak sebagai service, meskipun kemudian advertorial belakangan menjadi iklan yang sangat favorit dan sumber utama penghasilan pengelola media cetak.


Tumbuhnya kreativitas dalam periklanan, sudah melahirkan ide-ide yang sangat cerdas untuk menyampaikan pesan iklan dan informasi kepada masyarakat sebagai calon konsumen.Dewasa ini, iklan tidak lagi tampil dalam kemasan gambar maupun poster semata. Iklan bisa ditampilkan dalam bentuk informasi atau berita (advertorial).

Advertorial memuat target yang ingin diraih produsen, dengan membangun kesadaran merk (brand awareness), citra merk, citra perusahaan (corporate image) serta menyajikan informasi.

Dalam advertorial tersebut, calon konsumen disuguhi beragam informasi yang lebih komplit dari sekedar iklan poster maupun gambar semata, namun lebih mirip sebuah artikel atau berita yang berisi ragam informasi. Tidak saja janji terhadap produk yang menjadi ‘jantung berita’, melainkan kerap kali menampilkan berita seputar produk dan kaitannya, rekomendasi, testimoni, tips dan masih banyak lagi.

Sebagai contoh advertorial produk pendongkrak stamina lelaki, berita itu tidak hanya membeberkan keunggulan suatu produk yang ditawarkan semata, namun lebih jauh calon konsumen juga diinformasikan tentang sebab-akibat impotensi atau apa dan bagaimana ejakulasi dini, penyakit yang terkait dengan masalah tersebut dan sebagainya. Meskipun pada akhirnya juga akan bermuara sama, penawaran sebuah produk yang diklaim sesuai dengan maksud berita.

Pemilihan kemasan berita yang sedap dibaca, tanpa membuat orang untuk segera membalik ke halaman berikut menjadi pertimbangan tersendiri ditengah ‘berita sesungguhnya’.

Meskipun secara jelas dapat dibedakan antara berita iklan dan berita sesungguhnya, dengan hanya melihat tulisan “Iklan”. Secara moral terdapat kewajiban agar setiap berita iklan menyantumkan tulisan “Advertorial” atau “Iklan” di tempat yang jelas dan mudah terlihat

Sebagai sebuah informasi, tentu saja hal ini sangat berguna bagi para pembacanya. Secara tidak langsung berita advertorial sudah memberikan nuansa dan wawasan baru. Pembaca menjadi terinformasi bagaimana berkelit dari penipuan transaksi online, misalnya, bila advertorial tersebut dari perbankan. Atau bagaimana pembaca harus bersikap ketika kedapatan motor macet di tengah hujan dan banjir, yang disampaikan oleh industri otomotif.

Namun begitu sebagai pembaca dan calon konsumen, kita tetap harus mewaspadai nilai akurasi dan kebenaran dalam informasi tersebut. Bukan mustahil informasi yang diberikan akan melebih-lebihkan hanya untuk menstimulus keinginan pembaca membayar produk yang dimaksud. kita dituntut selektif untuk memutuskan yang terbaik bagi diri sendiri. Cara-cara tersebut diantaranya dengan memerhatikan hal-hal berikut;

1.    Tidak mudah percaya pada janji yang berlebihan. Bukan hanya calon anggota legislatif atau partai politik yang mengumbar janji, tidak sedikit iklan advertorial membuat berita yang sangat bombastis. Informasi yang mengatakan bahwa Anda bisa menurunkan berat badan sebanyak 5 kg hanya dalam tempo seminggu tanpa diet, tanpa operasi dan tanpa efek samping misalnya. Secara ilmiah, hal ini akan sulit dibuktikan. Mengurangi berat badan secara drastis dalam tempo singkat tentunya sangat berisiko terhadap kesehatan. Disamping itu, acapkali penawaran produk kesehatan atau suplemen mengklaim sebagai produk yang mujarab. Minuman X dari sari buah A, misalnya, sangat berkhasiat untuk menyembuhkan beragam penyakit. Mulai dari sakit kepala, asam urat sampai diabetes, kanker bahkan HIV. Atau suplemen Y berasal dari suku Z yang terkenal dengan ramuan rahasianya. Untuk jenis klaim semacam ini, Anda perlu lebih waspada dan teliti.

2.    Tidak mengandalkan rekomendasi produk hanya pada satu sumber saja, apalagi jika sumber tersebut berasal dari produsen. Sebagus apapun mutu sebuah handset telepon genggam, misalnya, bila hal itu ditulis dan dikeluarkan oleh vendor bersangkutan, maka tidak ada salahnya Anda melakukan komparasi dengan produk lain. Akan lebih baik jika Anda juga melakukan lagi cek dan ricek terhadap produk itu ke sumber lain.

3.    Testimoni selebriti. Dalam menarik perhatian calon konsumen, pelaku usaha bisa menggunakan jasa selebriti untuk memromosikan produknya. Testimoni selebriti sah-sah saja dilakukan sepanjang tidak menyalahi aturan dan tidak bertabrakan dengan kode etik periklanan. Para selebriti seolah-olah menjadi saksi bahwa produk yang dibintanginya memang manjur adanya, meskipun dalam keseharian para arits tersebut belum tentu menggunakan produk serupa.
Dalam advertorial, kesaksian artis cantik A yang mengaku berkulit putih bersih bersinar setelah menggunakan produk sabun Y. Anda hanya perlu sedikit keyakinan, bahwa si artis tetap akan berkulit bersih bersinar kendatipun menggunakan produk lain. Artinya, produk yang dikatakan selebritis dalam kesaksiannya di advertorial belum tentu sesuai dengan kenyataan.

4.    Mengandalkan informasi akurat dari ahli. Serahkan pada ahlinya – meminjam istilah Gubernur Fauzi Bowo dalam kampnye Pilgub – demikian istilah yang agaknya cocok untuk langkah berikut ini. Sebagai contoh, konsultasikan sebelum Anda memutuskan menggunakan produk kesehatan yang diklankan itu pada dokter Anda atau pakar kesehatan.

5.    Selalu ingatlah bahwa berita advertorial merupakan berita pesanan atau kemauan dari klien (produsen). Mayoritas advertorial akan bercerita mengenai hal-hal yang bagus dan sangat bersifat subyektif terhadap sesuatu jenis produk. Pada prinsipnya advertorial sama dengan iklan kebanyakan yang bertujuan menarik minat pembaca sebagai calon konsumen terhadap produk-produk tertentu.


Permasalahan Advertorial
·         Kecenderungan penulisan advertorial dianggap sama dengan berita.
·         Mengaburkan batas antara berita dan iklan, sehingga pembaca terjebak.
·         Bentuknya cenderung subjektif, pesannya tergantung komunikator.

Tren Advertorial
·         Akhir-akhir ini tidak hanya produk dan jasa yang diiklankan dalam bentuk advertorial. Tetapi parpol, calon kepala daerah, kepala negara dan politikus gencar mempromosikan diri melalui advertorial.
·         Media mulai ada yang menghilangkan batas antara berita dengan advertorial.



Contoh Iklan Adventorial

KOMPAS.com - Di tengah kehidupan moderen seperti saat ini, memiliki kendaraan pribadi menjadi pilihan utama untuk mobilitas keluarga. Tentunya tipe kendaraan atau mobil yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan. Untuk keluarga Anda yang membutuhkan mobil dengan kapasitas luas, ada baiknya memilih mobil jenis MPV atau Multi Purpose Vehicle. Mobil MPV sebaiknya bukan hanya mobil keluarga dengan kapasitas 7-penumpang, melainkan harus diperhatikan juga sektor kenyamanan, keselamatan dan style. Diluar itu juga harus dapat diandalkan, perawatannya mudah, serta cocok dengan kondisi di Indonesia.

New Honda FREED menjawab kebutuhan keluarga Anda yang dinamis dengan kenyamanan dan kemewahan istimewa. Selain dilengkapi dengan fitur canggih serba otomatis seperti Automatic Air Conditioner, Power Retractable Door Mirror dan juga Power Sliding Door, New Honda FREED juga dilengkapi dengan fitur-fitur keselamatan lengkap yang membuat Anda semakin nyaman dan aman berkendara.

Fitur-fitur Keselamatan
Keselamatan Anda dan keluarga adalah segalanya. Karena itu, New Honda FREED didesain dengan fitur keselamatan yang tidak tanggung-tanggung. Hadir dengan struktur bodi G-CON yang dipadukan dengan teknologi ACE™ (Advance Compactibility Engineering) yang mampu menyerap dan meredam energi saat terjadi tabrakan. Tentunya membebaskan pengemudi dan penumpang dari rasa khawatir, apalagi dari hasil uji JNCAP di Jepang, New Honda FREED mendapat nilai maksimal yaitu 6 bintang. Dengan begitu, Anda beserta keluarga terlindungi dengan baik.

Honda juga menambahkan Dual SRS Airbags untuk mengurangi resiko cedera pada pengemudi dan penumpang di bagian depan. Rasa aman semakin bertambah dengan adanya sistem pengeremanAnti-lock Brake System (ABS), Electronically Brake-force Distribution (EBD) dan Brake Assist (BA). Mencegah penguncian roda saat mengerem mendadak serta membantu pengereman lebih efektif di segala situasi dan kondisi.

Selain itu, dengan konsep walk-through cabin yang diusung memungkinkan kita leluasa berpindah tempat duduk dari baris bangku manapun di dalam mobil.

Terdepan karena Penghargaan yang Diraih
New Honda FREED menjadi pilihan tepat bagi keluarga moderen seperti Anda. Kualitasnya juga telah diakui karena memperoleh berbagai prestasi membanggakan di tahun 2010, yaitu Car of The Year(Otomotif), Best Mini Van (Otomotif), Favorite Medium MPV (AutoCar), Best Features Design and Value (Car & Tuning Guide), Best Buys (Target Car), Best MPV (Mobilmotor) dan Best Compact MPV(Autobild).

Prestasi ini menjadikan New Honda FREED diterima dengan baik oleh keluarga Indonesia. Perjalanan Anda menjadi semakin nyaman dan aman dengan serangkaian fitur otomatis dan keselamatan yang terdepan di kelasnya.
















TAMAN BUNGA NUSANTARA
Jl. Mariawati Km. 7 Desa Kawung Luwuk, Cipanas, Cianjur
Tel. 0263-581617, 581618 Fax. 0263-581616

Taman Bunga Nusantara (TBN) banyak memiliki beragam koleksi bunga yang indah dan segar, mulai dari tanaman untuk iklim tropis maupun untuk iklim dingin, bahkan tidak hanya bunga yang berasal dari Indonesia, bunga yang berasal dari seluruh dunia pun ada. Selain menyegarkan mata, kita juga akan mendapatkan banyak wawasan baru mengenai bunga.

TBN terletak di Desa Kawung-luwuk Kecamatan Sukaresmi Cipanas-Cianjur, dengan luas lahan 35 hektar, Taman Bunga Nusantara menyajikan keindahan dan pesona bunga serta alam yang tertata apik. Berdiri sejak 10 tahun silam tepatnya pada tanggal 10 September 1995, taman display pertama di Indonesia ini dilengkapi dengan berbagai koleksi tanaman bunga yang terkenal dan unik di seluruh dunia.

Untuk menuju ke TBN, waktu yang bisa ditempuh dari Jakarta lebih kurang 2 sampai 3 jam. Melalui jalan raya puncak, sampai melewati puncak pass, dan belok kiri ke arah Perumahan Kota Bunga. Dari persimpangan ini jaraknya hanya 9 km.

Saat memasuki pintu utama kita langsung disuguhi keindahan tanaman bunga yang dibentuk menyerupai burung merak. Pada ekornya disusun berbagai jenis tanaman bunga beraneka warna, burung merak ini memiliki daya tarik tersendiri untuk dilihat. Tidak jauh dari burung merak terdapat jam raksasa yang disusun pula dari berbagai jenis tanaman bunga. Jangan dikira jam raksasa ini hanya pajangan belaka ternyata jam ini bergerak dan berdentang setiap jam

Selain sebagai sarana rekreasi TBN juga dipakai sebagai kebun percobaan dengan berbagai jenis bunga dan tanaman tertentu yang berasal dari daerah subtropis dan negara-negara beriklim dingin di Eropa, Amerika, dan Australia. Ada berbagai macam taman khusus yang ditampilkan di TBN, mulai dari taman air, taman mawar, taman Perancis, taman rahasia (labirynth), taman bali, taman mediterania, taman palem, dan taman gaya Jepang

Ditunjang pula dengan fasilitas seperti rumah kaca, danau angsa, rafflesia mini theater, gazebo, alam imajinasi, lokasi piknik, amphitheater (panggung terapung) kereta datto, mobil wira-wiri, menara pandang, poliklinik, nany’s galleria dan penunjang lain bagi anda yang ingin mengadakan acara di halaman rumput yang luas. Apabila Anda datang ke Taman Bunga Nusantara, Anda akan memiliki sejuta kenangan akan keindahan keanekaragaman tanaman bunga yang tidak bisa dijumpai di tempat lain.


Keraton Kaibon Dan Vandalisme




Ditengah sejuknya pagi, panasnya mata-hari, dinginnya malam, dan derasnya guyuran hujan, bangunan ini ma-sih setia berdiri dengan gagahnya. Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Keraton Kaibon, sesuai nama-nya Kaibon yang berarti Keibuan, bangunan ini diperuntukan untuk tem-pat tinggal para Istri dan Putri-putri Kesultanan Banten (1526-1684), sebuah bangunan bersejarah yang sangat megah pada jamannya dan sangat menarik untuk di telusuri. Terletak kurang lebih 2 kilometer dari Pusat Pemerintahan Keraton Surosowan dan jalur transportasi sungai (atau lebih tepatnya kanal khusus yang dibuat pada waktu itu), bangunan ini masih setia berdiri sendiri di tengah padatnya bangunan pemukiman masyarakat setempat.

Megahnya bangunan ini dapat dirasaan ketika baru saja menginkakkan kaki di halamannya, terlihat halaman yang luas dan desain bangunan yang besar, sangat menarik hati untuk mengabadikannya, begitu lah yang dirasakan oleh para pengunjung yang tak sepi-sepinya berdatangan, untuk sekedar foto-foto pribadi sampai praweeding. Tanpa dipungut biaya alias gratis, objek wisata sejarah ini masih sangat digemari oleh masyarakat sekitar Kota Serang dan Cilegon, bahkan tak jarang dari luar Provinsi Banten pun berdatangan untuk melihat megahnya sisa bangunan Keraton Kaibon. Ramainya pengunjung yang datang tidak menjadi persoalan yang serius bagi Mulangkara, seorang pria dewasa yang bertugas sebagai pengurus dan penanggung jawab Keraton Kaibon sejak tahun 1998 hingga saat ini.


Namun setelah diamati secara seksama, ada sebuah perbuatan kecil tak terpuji yang tidak patut di contoh oleh semua orang, perbuatan kecil yang dapat merusak ke asrian bangunan bersejarah, perbuatan kecil yang dapat menaikan darah Pak Mul (biasa di panggil oleh masyarakat setempat), apalagi kalau bukan perbuatan vandalisme. Apapun tujuan yang dilakukan oleh sang vandalis terhadap coretan yang dibuatnya pada dinding Keraton Kaibon, tetap perbuatan tersebut merupakan sebuah perbuatan yang tidak terpuji. Berdasarkan Undang-Undang RI no 11 tahun 2010 tentang cagar budaya, Setiap orang dilarang merusak mencuri serta tanpa izin memisahkan dan memindahkan cagar budaya, sangsi atas perbuatan tersebut pun jelas terpampang, namun sampai saat ini pelaku vandalis belum bisa ditangkap. “Saya mengalami kesulitan untuk menangkap pelaku, sebab saya tidak bisa menuduh orang begitu saja, saya harus melihat dengan mata kepala saya sendiri saat pelaku sedang melancarkan aksinya”, tegas Pak Mul.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap peninggalan sajarah yang harus dilestarikan masih minim, terlihat ada sekitar 7 buah coretan dengan meng-gunakan cat semprot dan puluhan karya yang dibuat dengan cara menggerok lembutnya dinding Keraton Kaibon menjadi kata-kata yang tidak seharusnya ada. Ini sangat menyedihkan, berbagai cara telah dikerahkan oleh Pak Mul namun tetap tidak bisa diatasi, sampai pada akhirnya Pak Mul tidak mengijinkan kembali untuk pengunjung yang datang diatas pukul 18.00wib. Cara tersebut dilakukan agar mencegah terulang kembali kegiatan vandalisme oleh orang-orang tak dikenal dan dapat mencegah dari perbuatan negatif apapun yang dilakukan di dalam Keraton Kaibon.


Ramainya pengunjung yang datang setiap harinya menyulitkan Pak Mul untuk mengawasinya satu persatu, menurutnya kemungkinan terbesar sang vandalis tersebut ada diantara salah satu masyarakat sekitar yang sering bermain di wilayah Keraton Kaibon, tidak mungkin rasanya pengunjung dari jauh yang melakukan, sebab pengunjung dari jauh terlihat canggung dan tidak berani berbuat yang tidak sepatut-nya. Atas perbuatan yang telah dilakukan oleh sang vandalis, Pak Mul mencoba membersihkannya ke-mbali dengan cara manual, yaitu dengan cara menyikat cat yang menempel pada dinding Keraton Kaibon dengan sikat dan bensin.


Kegiatan yang dilakukan masyarakat sekitar di wilayah Keraton Kaibon biasa-nya bermain bola, adapun yang dewasa biasanya hanya duduk-duduk dan menikmati suasana sore hari di Keraton Kaibon. Sampai saat ini Keraton Kaibon masih dibuka untuk umum, hampir sebulan sekali Keraton Kaibon diliput oleh sebuah perusahaan televisi nasional maupun lokal, itu menjadi nilai plus terhadap Keraton Kaibon agar semakin dikenal dan yang pasti tidak akan hilang tergeser jaman. Semoga saja terjadi peningkatan pengunjung dan rasa sadar akan keasrian bangunan bersejarah semakin tebal sehingga tidak ada lagi vandalisme di cagar budaya Keraton Kaibon dan cagar budaya lainnya. (Yudhistira/Jurnalistik/smt6)